by Admin LanyardKilat Kalung ID card ampir menjadi salah satu aksesori wajib di lingkungan kantor, sekolah, pabrik, maupun event besar. Tapi pernahkah Anda memperhatikan bahwa tidak semua kalung edikat punya ketahanan yang sama?
Ada yang cepat pudar, ada pula yang tetap awet meski dipakai bertahun-tahun. Terus pertanyaannya, mana yang sebenarnya lebih tahan lama antara kalung ID card sablon atau printing? Yuk lihat pembahasan dari sisi teknis hingga penggunaannya.
Sebelum memilih jenis kalung ID card, penting rasanya untuk memahami seberapa besar peran ketahanan dalam pemakaian sehari-hari sebagai berikut…
Barang seperti kalung ID card ini bukan barang sekali pakai terus dibuang. Justru pada perusahaan, rumah sakit, maupun outlet retail, kalung ini digunakan setiap hari dan bahkan terkena keringat serta debu.
Lebih lanjut, ketahanan cetakan akan diuji ketika kalung sering dicuci, dijemur, atau bahkan terkena gesekan ringan di leher atau pakaian. Maka, kualitas cetak menjadi aspek penting yang perlu Anda perhatikan.
Kedua jenis kalung ini memang sering digunakan dalam kebutuhan identitas, namun memiliki proses produksi yang berbeda dan memberikan hasil akhir yang juga berbeda. Memahami karakteristik masing-masing akan membantu Anda menentukan pilihan yang tepat.
Metode ini menggunakan jaring sablon untuk mentransfer tinta ke permukaan kain. Warna yang digunakan pun cukup terbatas (biasanya 1-3 warna), tapi hasilnya lumayan solid dan tahan lama. Dengan catatan jika prosesnya dilakukan secara rapi dan presisi.
Berbeda dengan sablon, teknik ini memakai sublimasi tinta ke dalam serat kain sehingga menghasilkan cetakan full color, lebih detail, dan terlihat halus permukaan medianya. Bahkan warnanya bisa menyatu sempurna tanpa terasa timbul di permukaan kain.
Baca Juga: Apakah Percetakan Tiket Gelang Menerima Desain Custom?
Tidak cukup hanya tahu teknik cetaknya. Anda juga perlu membandingkan aspek ketahanan yang relevan agar kalung ID card bisa digunakan dalam jangka panjang tanpa penurunan kualitas, simak penjabaran di bawah;
Kalung sabblon akan lebih mudah pudar apabila terlalu sering terkena air dan sinar matahari secara langsung. Sedangkan teknik printing sublimasi akan jauh lebih awet karena tinta menyatu ke dalam serat kain.
Mengenal ketahanannya, kalung printing tetap akan halus permukaannya meski sering dicuci. Sebaliknya, sablon bisa mengelupas atau pecah-pecah setelah beberapa kali dicuci, terutama bila menggunakan tinta berkualitas rendah/jelek.
Teknik sablon itu menghasilkan warna pekat, tapi hanya pada permukannya saja. Tetapi, teknik printing mampu menyerap hingga ke serat kain sehingga tidak mudah mengelupas dan pudar.
Setiap kebutuhan tentu berbeda. Oleh sebab itu, memahami konteks penggunaan dan jenis desain yang diinginkan sangat membantu dalam menentukan pilihan yang tepat antara salon atau printing. Bingung pilihnya? Simak penjelasan berikut;
Beberapa perusahaan kecil memilih sablon, alasannya karena biaya produksi jauh lebih rendah dan bisa dikatakan lebih murah. Namun, sering ditemukan kasus di mana hasil cetakannya mulai retak setelah 3-6 bulan, terutama jika sering terkena keringat.
Pada sisi lain, teknik printing lebih banyak dipakai dan dipilih oleh perusahaan besar maupun instansi pemerintah. Meski awalnya tampak lebih mahal, namun hasilnya tetap detail dan tahan lama, bahkan bisa sampai 1 tahun pemakaian.
Vendor seperti LanyardKilat telah menangani ribuan produksi kalung ID card baik sablon maupun printing. Berdasarkan pengalaman pelanggan, lanyard printing full color lebih banyak dipilih untuk kebutuhan jangka panjang, terutama karena:
Kesimpulannya seperti ini…
Jadi, mana yang lebih tahan lama? Dari sisi teknis dan pengalaman pengguna, kalung ID card printing full color terbukti lebih unggul dalam hal ketahanan, fleksibilitas desain, dan estetika. Namun, jika anggaran terbatas dan kebutuhan desain sederhana, sablon bisa jadi alternatif.
Lantas, bagaimana cara memesan kalung ID card? Langsung ke vendor Lanyardkilat aja, di bawah ini kontaknya;
